Sertifikasi Haji dan Umrah: Upaya Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Ibadah di Tanah Suci
Sertifikasi Haji dan Umrah: Upaya Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Ibadah di Tanah Suci
[caption id="attachment_6604" align="aligncenter" width="745"] Foto para calon pembimbing haji dan umrah.
Sumber: DNK TV-Prayoga Adya Putra[/caption] Sertifikasi Haji dan Umrah hari ke-4 berlangsung lancar dengan diisi materi dari berabagai narasumber. Di antaranya turut hadir Rektor UIN Jakarta Amany Lubis, Guru Besar Bidang Psikologi Islam Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Abdul Mujib, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Cecep Khairul Anwar, serta Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU,) Machdum. UIN Jakarta sendiri menjadi salah satu lembaga pendidikan yang mendukung adanya sertifikasi pembimbing haji dan umroh. Tujuan diselenggarakannya acara ini sebagai cara untuk mempererat hubungan para calon pembimbing haji dan umrah dengan para jemaah. Guru Besar Bidang Psikologi Islam Fakultas Psikologi UIN Jakarta  sekaligus pembimbing peserta Sertifikasi Haji dan Umrah, Abdul Mujib memaparkan bahwa mempersiapkan para calon pembimbing jemaah bukan hanya sekedar manasik di bidang masalah haji, melainkan melatih kesiapan mereka untuk turut eksis dalam membimbing jamaah haji dan umrah nantinya. “Terkait dengan hal-hal yang lain tentang ibadah haji, misalnya terkait (kesiapan) psikologi para calon pembimbing (yang nantinya) ikut serta mengantarkan jemaah haji,” ujarnya. [caption id="attachment_6608" align="aligncenter" width="745"] Rektor UIN Jakarta, Amany Lubis menyampaikan materi untuk para calon pembimbing haji dan umrah.
Sumber: DNK TV-Prayoga Adya Putra[/caption] Peserta Sertifikasi Haji dan Umrah, Muhammad Anis  mengatakan materi pembekalan yang disampaikan hari ini banyak sekali. Ia juga berharap kegitan ini menjadikan para pembimbing haji dan umrah semakin profesional. “Harapan ke depannya adalah tetap kita menjadi pembimbing profesional dan lebih baik lagi,”  ujar Anis. Rektor UIN Jakarta Amany Lubis menyampaikan, bahwa adanya kegiatan ini menjadi salah satu langkah untuk calon pembimbing haji menghadapi jemaah. Menurutnya, jemaah haji perempuan dan laki-laki harus memahami aplikasi serta mengetahui  bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ia juga berharap bahwa pembimbing haji dan umrah dapat memahami digitalisasi zaman ini. “Orang Indonesia pun sekarang masih tidak tau soal aplikasi kesehatan,” katanya menyayangkan.   Reporter Prayoga Adya Putra; Editor Fauzah Thabibah Artikel ini sudah dipublikasikan di web https://dnktv.uinjkt.ac.id/