PRODI KPI GELAR REVIEW KURIKULUM: MENJAWAB TANTANGAN DAKWAH MELALUI FILM RELIGI
PRODI KPI GELAR REVIEW KURIKULUM: MENJAWAB TANTANGAN DAKWAH MELALUI FILM RELIGI

Kurikulum menjadi salah satu komponen vital dalam sistem pendidikan perguruan tinggi. Dari kurikulum dapat diketahui arah kompetensi lulusan dan output lembaga yang dibutuhkan oleh masyarakat dan para stakeholder. Guna up dating kurikulum, Prodi KPI UIN Jakarta terus berupaya menyempurnakan kurikulum sesuai dengan perkembangan. Program review kurikulum menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas lulusan. Dengan pelaksanaan review tersebut, harapannya lulusan KPI bisa diterima masyarakat, baik dari sisi lapangan kerja maupun sosial, terutama dalam berdakwah di masyarakat,” kata Kaprodi KPI Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, Dr Armawati Arbi, saat membuka Rapat review kurikulum tahap II tingkat Prodi KPI pada 11 Oktober 2020. “Review kurikulum harus mengikuti tahapan-tahapannya. Mulai dari proses analisis, desain, pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi. Karena itu kami mengundang praktisi dan alumni untuk mendapat masukan-masukan dalam penyusunan kurikulum,” jelas Armawati.

Sebelumnya, Prodi KPI juga telah menggelar diskusi review kurikulum tahap I secara virtual pada 30 September 2020. Kedua rapat tersebut bertajuk “Penguatan dosen KPI melalui review kurikulum mata kuliah peminatan broadcasting-public speaking dan membuka peminatan baru perfilman’, rapat dan diskusi melibatkan dosen prodi KPI dan dosen di lingkungan Fakultas, praktisi komunikasi penyiaran Islam dan alumni KPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Acara rapat dibuka oleh moderator dan host zoom Umi Musyarofah, MA. dan Dr. Edi Amin, MA. Setelah sambutan Prodi, acara dilanjutkan sambutan dari GJM/ Gugus Jaminan Mutu prodi KPI, Drs. Masran, M.Ag. Masran menegaskan bahwa review kurikulum diperlukan guna mengevaluasi kekurangan mata kuliah sebelumnya dan mencari mata kuliah yang relevan dengan perkembanagn masyarakat dan keilmuan.

Dr Ilyas Ismail salah satu narasumber dalam diskusi menjelaskan, dalam menyusun kurikulum hendaknya memperhatikan empat hal. Keempat hal tersebut mencakup: pemahaman tentang perkembangan masyarakat, visi dan misi program studi yang harus singkron dengan misi dan misi Fakultas dan Rektorat, berorientasi pada masa depan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Pemahaman empat hal ini bisa menjadi gambaran dalam menyusun kurikulum yang diharapkan,” kata Ilyas. Dr. Fatmawati, narasumber berikutnya senada dengan Dr. Ilyas bahwa kebaruan kurikulum adalah cermin dari majunya sebuah Prodi, Fakultas bahkan cermin kemajuan Universitas dalam merespon perkembangan teknologi dan masyarakat.

Terkait dengan pembukan peminatan perfilman di KPI UIN Jakarta, pemateri lainnya, H. Jhoni Arman, M.Si. menjelaskan, perlunya sarana dan prasana penunjang praktikum mahasiswa dan membangun komunikasi dengan lembaga lain yang memiliki akses perfilman, serta penggodokan kurikulum. “Laboratorium baik radio dan TV harus diperbaharui alat-alatnya. Kerja sama dengan lembaga lain pendukung harus terus ditingkatkan. Di samping juga mengarahkan mahasiswa agar magang di tempat-tempat yang memungkinkan mengaplikasikan ilmunya saat perkuliahan,” jelas Jhoni.

KPI UIN Jakarta memang berencana membuka peminatan perfilman, untuk memperkuat peminatan yang sudah ada yakni public speaking dan broadcasting. Peminatan ini bisa menjadikan Prodi KPI UIN Jakarta semakin unggul, integratif dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional dan internasional. Drs. Sony Iskandar Trilaksono, MM. yang menjadi salah satu narasumber menyatakan "Penguatan aspek kurikulum dan laboratorium menjadi sangat penting. Aspek praktek lapangan menjadi kunci keberhasilan Mahasiswa Prodi KPI”, tegas Sony.

Sementara itu, hasil tracer alumni yang dilaksanakan Prodi KPI, lulusannya telah tersebar di berbagai instansi baik swasta maupun negeri. Mayoritas bekerja pada bidangnya yakni dakwah dan komunikasi. Tasya Yustina, salah satu alumni mengatakan pentingnya KPI mengajarkan mahasiswa tentang digital communications. Hal lain terkait dengan mata kuliah yang mengedepankan praktikum. Harapannya ketika memasuki dunia kerja, lulusan KPI sudah bisa langsung mengapilkasikan ilmunya. “Praktik itu sangat penting, terutama saat akan bekerja di dunia media, baik online, cetak atau audio visual,” kata Martini, salah satu lulusan KPI yang bekerja sebagai wartawan online. (EA/IPL/MAR)