
Saya merupakan Mahasiswi Pengembangan Masyarakat Islam semester 6, bernama Putri Barinda Shofiana. Saya telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan kerelawanan bersama komunitas Sobat Mengajar Indonesia Batch 6, dimana komunitas ini bergerak dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu bulan penuh mengabdi di wilayah pelosok Banten, mulai dari tanggal 23 Juli-23 Agustus 2021, kegiatan ini dilakukan secara offline dengan melibatkan mahasiswa/i aktif dari seluruh Indonesia dengan prodi yang berbeda-beda. Tujuan saya mengikuti kegiatan ini adalah sebagai bentuk pengimplementasian materi perkuliahan yang sudah pernah saya dapatkan untuk dipraktekan langsung kepada masyarakat.

Situasi pandemi Covid-19 telah membuat banyak sistem kehidupan berubah. Work for home, daring, semuanya terasa sangat membosankan. Entah sejak kapan saya terbesit ingin menjadi seorang relawan dikala yang lain sedang sibuk memikirkan tugas kuliah yang tak kunjung selesai. Sebelumnya untuk mendefinisikan arti relawan saja saya bingung, tapi kini saya tahu bahwa relawan adalah orang yang hebat, orang yang hati nuraninya sangat besar karena mau meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan materinya untuk membantu makhluk sesamanya yang perlu ditolong agar bisa lebih baik, menjadi relawan bukanlah suatu paksaan melainkan sebuah keinginan dari dalam diri untuk menjalankan sebuah niat yang baik.

Sebagai seorang calon pemberdaya masyarakat ingin sekali saya merasakan sebuah keterlibatan atau partisipasi langsung dengan kehidupan masyarakat di wilayah pelosok. Setelah melewati proses yang cukup panjang dengan mengikuti seleksi pemilihan relawan mengajar, akhirnya saya dinyatakan lolos untuk masuk ke tahap pengabdian. Saya ditempatkan di wilayah pelosok Banten tepatnya di kampung Cijakimah Kec.Cigemblong Kab. Lebak-Banten, kampung Cijakimah merupakan sebuah kampung yang letaknya sangat jauh dari pusat keramaian kota, kampung ini diapit oleh gunung-gunung dengan hamparan pohon-pohon hijau disekitarnya, sehingga membuat pemandangan disini sangat luar biasa indahnya. Karakterisitik masyarakat disini sangat ramah, sopan, baik, suka tolong menolong dan memiliki sikap kekeluargaan yang begitu tinggi, tak lupa juga dengan anak-anak disini yang selalu ceria dan bersemangat ketika belajar.

Perjuangan anak-anak disini sangat luar biasa dalam menempuh pendidikan, terlebih anak-anak yang tinggalnya diluar kampung Cijakimah, mereka harus bersiap-siap lebih pagi untuk pergi kesekolah karena perjalanan mereka untuk sampai tepat waktu disekolah membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi karena semangat belajar mereka yang begitu tinggi hal tersebut tidak menjadikan mereka untuk bermalas-malasan mencari ilmu. Anak-anak disini terlahir dan terdidik menjadi seorang anak yang hebat, pintar, berani, kuat, dan patuh kepada kedua orang tuanya. Sedari kecil mereka hidup sederhana dengan keterbatasan yang ada, namun hal itu tidak menjadikan mereka sebagai anak yang lemah tetapi justru membuat mereka menjadi anak yang luar biasa hebatnya.

Berdirinya SDN 1 Wangunjaya di Kampung Cijakimah sangatlah berharga, SDN 1 Wangunjaya adalah satu-satunya aset dalam bidang pendidikan formal yang menolong semangat belajar anak-anak dari tiga kampung, yaitu Kampung Cijakimah, Kampung Cangkeutek, dan Kampung Ciluran. Betapa hebatnya orang yang mendirikin sebuah sekolah di daerah yang benar-benar terpelosok dan. Semangat belajar anak-anak disana benar-benar keren banget namun karena keterbatasan SDM tenaga pendidik juga sarana dan transportasi membuat beberapa anak disana memutuskan untuk berhenti bersekolah. Sedih dan prihatin, rasanya tetap ingin berada disana bersama-sama anak-anak membuat perubahan untuk pendidikan disana agar lebih baik. Daerah ini sangat membutuhkan pertolongan dari pemerintah dan kesadaran kita sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

Kehadiran saya bersama dua rekan kelompok saya disini adalah untuk membantu anak-anak di wilayah ini agar dapat dengan layak merasakan proses kegiatan belajar mengajar yang asik, menyenangkan dan seru. Terdapat 12 program wajib yang saya lakukan selama mengabdi diantaranya yaitu sobat gemar membaca, program mengajar, diniyah, donasi, desa berhijab, pentas seni, 17 agustus (perlombaan), 1 muharram, kegiatan mengaji, home visit, edukasi kesehatan, dan ekstrakurikuler; dan 14 program tambahan diantaranya upacara bendera, lintas alam, rekreasi, jum’at bersih, pohon cita-cita, sobat kreatif, nonton bersama, senam pagi, ngeliwetan/ babacakan, gunting kuku, sejuta kacamata, tahlilan 7 malam, pengajian syukuran rumah, dan tahlilan mendoakan anak.

Sungguh sangat luar biasa hidup di daerah terpencil dan terpelosok dengan keterbatasan yang dimiliki masing-masing masyarakat, tetapi hal itu tidak membuat mereka menyerah dalam melewati ujian hidup yang ada, justru dengan kesabaran dan kelapangan dada yang dimiliki mereka membuat semua ujian dalam hidupnya bisa terlewati, banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang saya ambil selama tinggal mengabdi disana, suka duka semuanya dilalui, jadi guru ternyata tidak semudah seperti apa yang dibayangkan dan saya sangat mengapresiasi semua guru yang ada di seluruh dunia terutama yang mengajar di daerah-daerah terpencil dengan sarana dan prasana yang hanya sedanya, mereka tidak mengeluh dan tidak menyerah dalam perjuangannya mengajar anak-anak hebat di daerah yang sangat tertinggal dan terpelosok.

Bersyukur dan terimakasih atas segala hal yang pernah terjadi dalam hidup saya, rasanya tidak pantas kalau saya sering mengeluh setelah mengikuti pengabdian ini karena nyatanya masih banyak yang hidupnya tidak seberuntung hidup saya. Terharu, malu dan merasa tidak pantas karena dipanggil sebagai seorang guru selama ada disana, karena saya pribadi masih belum bisa memberikan contoh dan teladan yang baik bagi anak-anak serta masyarakat yang ada disana, justru malah sebaliknya saya yang lebih banyak belajar dari kisah perjuangan hidup masyarakat disana.
Ketidaksengajaan saya ingin menjadi seorang relawan menciptakan sebuah pengalaman yang penuh dengan kenangan terindah didalamnya. Perjalanan yang awalnya terasa berat kini telah berubah menjadi perjalanan yang penuh arti dan makna dari setiap kejadian yang pernah terjadi saat itu. Saya merasa sangat beruntung dan bersyukur karena bisa memanfaatkan waktu libur semester saya ini dengan hal-hal positif. Terimakasih kepada Komunitas Sobat Mengajar Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada saya untuk mengabdi di wilayah pelosok Banten. Kemudian terimakasih kepada kampung Cijakimah telah memberikan pengalaman yang begitu luar biasa yang tidak akan pernah terlupakan dan terimakasih juga untuk pemandangan indahnya yang setiap hari saya lihat selama 31 hari.