Krisis Iklim Ancaman Krisis Ekologis

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) kembali mengadakan Kuliah Khusus pada hari Rabu (07/04) bersama Parid Ridwanuddin, MA., dengan tema "KONTRIBUSI MASYARAKAT KOTA TERHADAP KRISIS EKOLOGIS, APA PERAN YANG DAPAT KITA LAKUKAN?”
Dalam paparannya, Kang Parid, yang juga merupakan dosen Universitas Paramadina, pegiat lingkungan KIARA dan juga Pengurus Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menjelaskan bahwa krisis lingkungan disebabkan oleh beberapa faktor berikut: deforestasi atau hilangnya hutan-hutan alami yang ada di Indonesia; meningkatnya perkebunan sawit dan pertumbuhan industri ekstraktif tambang, terutama Batubara.
Sebagai contoh: Antara 2015 dan 2020, tingkat deforestasi diperkirakan mencapai 10 juta hektar per tahun. Area hutan primer di seluruh dunia telah berkurang lebih dari 80 juta hektar sejak 1990. Kemudian, lebih dari 100 juta hektar hutan mengalami kerugian akibat terkena kebakaran, hama, kekeringan, dan cuaca buruk.
Sementara itu kebijakan biofuel telah menciptakan permintaan minyak sawit sebesar 10,7 juta ton. Pada tahun 2030, permintaan biofuel diprediksi mencapai 67 juta ton, dan membuka peluang deforestasi baru sebesar 4,5 juta hektar serta hilangnya hampir tiga juta lahan gambut.
Selain itu, konsumsi energi masyarakat, terutama masyarakat kota, pun ikut berkontribusi kepada krisis iklim tersebut. Konsumsi energi masyarakat kota disumbang oleh beragam kebutuhan seperti listrik, BBM, dan sebagainya, yang trendnya terus meningkat. Contoh kepemilikan kendaraan bermotor yang setiap tahun justru semakin besar. Terlebih adanya berbagai insentif.
Sementara itu dosen pengampu Mata Kuliah Ekologi Manusia, Tantan Hermansah, merespon paparan pemateri, bahwa apa yang disampaikan dengan data-datanya itu merupakan pekerjaan rumah yang penting, terutama bagi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Alasannya, karena di UIN Jakarta, PMI menjadi satu-satunya jurusan yang ada mata kuliah Ekologi Manusia. Sehingga menjadi relevan jika alumninya terjun pada sektor penyelamatan lingkungan.

Acara ini diikuti dengan sangat antusias oleh mahasiswa. Terbukti 130 lebih mahasiswa mengikuti Kuliah Khusus ini. Bahkan pada sesi tanya jawab, sampai waktu habis, beberapa pertanyaan tidak sempat terjawab. [ ]