Kisah Wartawan Kompas Meliput Berita di Medan Konflik Ukraina-Rusia
[caption id="attachment_9014" align="alignnone" width="300"] Kunjungan wartawan Kompas berbagi pengalaman saat meliput berita di medan konflik Ukraina-Rusia. (DNK TV/M. Alfa Rezi)[/caption] Magister Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fdikom) menyelenggarakan acara kunjungan wartawan Kompas untuk berbagi cerita mengenai liputan perang di Ukraina yang berlangsung di Aula Teater Prof. Aqib Suminto pada Jumat (7/10). Acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Cecep Sastrawijaya, Ketua Prodi KPI S2, Tantan Hermansah, Redaktur Pelaksana Harian Kompas, Adi Prinantyo, Peliput Perang Ukraina Rusia, Kris Mada, mahasiswa Magister KPI serta beberapa mahasiswa KPI semester 3. Cecep memamparkan bahwa acara ini sangat bagus bagi mahasiswa yang ingin terjun langsung dalam peliputan berita di medan perang. “Hari ini prodi KPI S2 menyelenggarakan sebuah acara yang bagus tentang kaitannya dengan seorang jurnalis yang memang harus mengikuti di berbagai kegiatan termasuk di medan perang,” ujarnya Selanjutnya Ketua Prodi KPI S2, Tantan Hermansah menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa komunikasi tentunya perlu memiliki ketertarikan untuk menjadi seorang jurnalis. Namun, seorang jurnalis harus yakin dan teguh untuk mencapai suatu kebenaran dalam menyajikan informasi. “Jurnalis yang baik itu bukan persoalan bekerja, tetapi persoalan bagaimana hati dia menyangkut, bersemangat dan termotivasi untuk menyajikan informasi yang benar kepada publik dengan cara serta proses yang benar.Karena, kita tahu bahwa tantangan media informasi hari ini harus berkejaran dengan informasi yang disajikan oleh para netizen,” ujar Tantan. Menurut Dosen KPI, Muhammad Fanshoby untuk menjadi seorang jurnalis, kita harus mengedepankan kepentingan orang banyak walaupun memiliki konsekuensi serta resiko yang berat. [caption id="attachment_9015" align="alignnone" width="300"]
Foto bersama mahasiswa di akhir acara wartawan berbagi cerita. (DNK TV/M. Alfa Rezi)[/caption] “Yang kita cari adalah kebenaran dan kepentingan orang banyak. Saya kira, tidak semua jenis pekerjaan yang mempunyai idealisme tinggi seperti seorang jurnalis. Jadi, hanya orang-orang tertentu saja yang terpilih yang bisa bekerja sebagai seorang jurnalis,” katanya. Peliput perang Ukraina-Rusia, Kris Mada juga berpendapat bahwa ketika menjadi seorang jurnalis tidak selamanya di tempat yang aman, untuk itu kita harus memiliki tekad yang kuat serta niat yang baik. “Jadi tujuan saya menawarkan kebaikan, menggabungkan niat-niat baik dan upaya-upaya baik, serta tidak tergoda untuk memanfaatkan profesi untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok,” ucap Kris. Ia pun menceritakan saat menjadi jurnalis di Ukraina. Saat di sana, ia harus selalu menggunakan rompi seberat kurang lebih 15 kilogram untuk melindungi diri nya dari ancaman bahaya. Mahasiswa KPI, Arif Rahmatulhakim berharap semoga diadakan lagi acara seperti ini. “Harapannya semoga Kompas bisa mengadakan acara lagi di UIN Jakarta dan semoga materi yang disampaikan bermanfaat yang dapat memotivasi teman-teman serta bisa menjadi ilmu pengetahuan untuk teman-teman yang ingin terjun ke dunia jurnalis,” katanya. Reporter Syifa Indah Lestari; Editor Dani Zahra Anjaswari Artikel ini sudah dipublikasikan di web https://dnktv.uinjkt.ac.id/