
Jam’an Nurkhatib Mansur atau biasa dikenal dengan nama Yusuf Mansur yang merupakan seorang tokoh pendakwah, penulis buku sekaligus pengusaha. Ia juga menjadi pimpinan dari pondok pesantren Daarul Quran Ketapang, Cipondoh, cikarang Tangerang, Banten. Demikian dikatakan oleh Annisa EKa Mardiyah dalam Seminar dan Bedah Buku “ Rijal Al Dakwah: Melacak Gerakan dan Pemikiran Dakwah Para Da’i di Indonesia Abad ke-20 ” di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Maret 2022.
Lebih jauh, Annisa menjelaskan bahwa aktivitas dakwahnya di berbagai tempat juga telah banyak menghiasi media massa nasional dengan memanfaatkan kemajuan media sosial dan internet untuk memperluas dakwah dan bisnisnya. Bakat dakwah Yusuf Mansur sudah terlihat sejak kecil. Sejak usia 9 tahun, Yusuf sering tampil di atas mimbar untuk berpidato. Tamat Madrasah Ibtidaiyah, pria kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini melanjutkan ke MTs yang dikelola oleh keluarganya; KH. Achmadi Muhammad.
Pada tahun 1992 kuliah di Fakultas Hukum, Jurusan Syari'ah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor. Pada tahun 1996, Yusuf terjun di bisnis informatika. Sayangnya, bisnisnya malah menyebabkan ia terlilit hutang dan membuatnya masuk penjara selama 2 bulan. Hal ini kembali terulang pada tahun 1998. Saat di penjara itulah, ia menemukan hikmah tentang sedekah. Selepas dari penjara, ia mencoba memulai usaha dari nol lagi dengan berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat kesabaran dan keikhlasan sedekah pula akhirnya bisnisnya mulai berkembang dari semula berjualan dengan termos, lalu gerobak sampai kemudian memiliki pegawai.

Hidup Yusuf Mansyur mulai berubah saat bekerja di LSM, saat itulah ia membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya sewaktu di penjara saat rindu dengan orang tua. Kemunculan buku tersebut ternyata mendapat sambutan yang luar biasa. Yusuf Mansur sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf mulai merambah dunia bisnis.
Yusuf Mansur mendirikan PT Veritra Sentosa Internasional (TRENI) dengan produk PayTren yang bisa dinikmati semua lapisan masyarakat untuk bisa menjadi Pengguna sekaligus Pebisnis dan digunakan mereka untuk keuntungan mereka dan menjadi bisnis bersama dengan Konsep Berjamaah untuk meningkatkan Kesejahteraan bersama.
Menurut Ketua Prodi Magister KPI UIN Jakarta, sosok UYM merupakan tipikal da’i yang kemudian menjadi aktivitas perubahan sosial pada aspek ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sebagai pijakan. Oleh karena itu, banyak pelajaran yang bisa ditemukan dalam konteks akademik melalui sosok UYM ini.[ ]