
Minggu (19/6) – Dosen Pengampu mata kuliah Psikologi Komunitas Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Artiarini Puspita Arwan, M.Psi. dan Faatihatul Ghaybiyyah, M.Psi., menyelenggarakan kuliah umum dengan tema: “Perancangan Program Intervensi Komunitas.”
Kuliah umum ini terbuka untuk seluruh mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam dan dilaksanakan secara
online melalui
zoom meeting. Kegiatan ini dimulai pukul 09.10 WIB yang diawali dengan pembukaan oleh MC, Annisa Hardiarti. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Rosita Dewi dan pembacaan sari tilawah oleh Lia Oktaviani. Agenda acara berlanjut dengan pemutaran lagu Indonesia Raya dan Hymne BPI. Artiarini Puspita Arwan, selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Komunitas memberikan sambutan sebelum acara inti dimulai.
“
Hari ini kita berkumpul di suatu acara, yang diberi judul adalah kuliah umum, atau kuliah dengan mengundang dosen tamu. Artinya acara hari ini insyaAllah dibuat spesial sekali, karena jika biasanya teman-teman mengikuti perkuliahan psikologi komunitas itu difasilitasi oleh saya dan bu Iffa, maka hari ini teman-teman punya kesempatan nih untuk belajar banyak dari dua orang narasumber yang di undang.” Sambut beliau hangat.
Dosen Pengampu Psikologi Komunitas yang juga merupakan Sekretaris Prodi BPI ini menambahkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperluas wawasan terkait dengan bagaimana sebenarnya langkah ataupun tahapan yang bisa dilakukan untuk merancang program intervensi yang ada di komunitas. Sebelum mengakhiri sambutannya, beliau memberikan pantun sebagai berikut:
“Pagi di sawah melihat petani,
Siang di kebun kita memetik alpukat
Selamat menyimak sesi di hari ini,
Semoga kalian semakin semangat untuk menjadi agen perubahan di masyarakat”
Masuk ke bagian inti acara, yakni kuliah umum Psikologi Komunitas. Penyampaian materi dan diskusi dipandu oleh Neli, mahasiswi semester 6 Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Penyampaian materi pada kuliah umum ini dibagi menjadi dua sesi dan diisi oleh dua narasumber yang sangat luar biasa. Materi pertama, diisi oleh ibu Yunda Fitrian, S.Psi., dengan tema “
Inisiasi Peningkatan Kesehatan Mental pada Komunitas Ibu Melalui Program Kelas Ibu Berdaya”. Beliau merupakan
founder @kelas_ibuberdaya dan @healingparenting_id. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan bahwa landasan didirikannya kelas ibu berdaya ini adalah karena ketika ibu berdaya, maka keluarganya akan bahagia dan dunia terasa penuh cinta.
Kelas ibu berdaya ini memiliki visi untuk merangkul para ibu untuk berdaya dan bahagia dalam menjalankan perannya. Juga memiliki misi untuk memfasilitasi kelas belajar dan berbagi untuk meningkatkan kualitas diri perempuan. Alasannya adalah karena banyak ibu baru atau ibu muda yang mengalami ke-
galau-an dengan perannya sebagai ibu. Karena di satu sisi ingin total untuk keluarga, tapi di sisi lain ingin punya kualisasi diri. Antara harapan dan kenyataan yang tidak sesuai, ada kesenjangan yang akhirnya menimbulkan stres, menimbulkan masalah, sehingga para ibu ini kadang justru terpuruk dengan energi dan impiannya.
“
Melangkahlah ke sesuatu yang nyata, meskipun itu kecil. Lakukanlah yang bisa kita lakukan. Lakukan sesuatu, bentuk nyata bahwa kita peduli terhadap sesuatu di dekat kita atau terhadap diri kita sendiri. Karena ketika kita niat untuk melakukan suatu kebaikan, Allah akan membukakan jalan.” Jelas Yunda.
Founder Kelas Ibu Berdaya ini menambahkan bahwa semua perempuan itu pada dasarnya adalah ibu. Kalaupun belum menjadi ibu biologis bagi anak-anak kita, maka kita adalah ibu ideologis bagi semua anak di sekitar kita.
Beliau memulai langkah pertama dengan
channel telegram Keluarga Berdaya pada tahun 2019 yang sampai saat ini telah memiliki 1.000 peserta. Memiliki beberapa kegiatan rutin seperti
Kalibrasi: Kelas
Online Ibu Berdaya dan Berkreasi, yang di isi dengan berbagai bahasan. Mulai dari psikologis ibu, psikologis rumah tangga, cara menyayangi diri sendiri, melewati badai rumah tangga, pengasuhan hingga
healing.
Langitku: Kelas Pengembangan Diri Keluarga, kelas ini bukan hanya untuk ibu-ibu tapi bisa untuk semua kalangan. Kunci: Kunjungan Mencari Inspirasi, juga ada Cermin: Cerita Berdamai dengan
Inner Child.

Pemaparan materi kedua yang disampaikan oleh Glenzi Fizulmi, S.KM.,
founder @youtranger.id, juga merupakan
content creator @generasinusantaragemilang dan @kampungsanitasi dengan materi “
Merancang Program Intervensi Komunitas di Era Media Baru dan Pemanfaatannya.”

Glenzi memaparkan bahwa saat ini media sosial semakin berkembang dan canggih. Sebagai pemuda penting untuk kita dapat memanfaatkan media sosial untuk melakukan intervensi komunitas yang baik. Karena saat ini ada 3 risiko yang dihadapi oleh remaja yakni, seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA.
Founder Youthranger.id ini memberikan tips untuk menjadi pemuda yang produktif. Beliau menyebutnya dengan
Rumus ala Glenzi yaitu ‘PEMUDA PRODUKTIF’ yang merupakan kepanjangan dari Perankan Semangat Untuk Dunia dan Akhirat, Percaya Oleh Do’a, Terukir, Tenangi Fikiran.
Beliau juga menjelaskan
5 Level of Prevention untuk mencegah gangguan kesehatan mental, yaitu dengan:
Health Promotion (promosi kesehatan),
Spesific Protection (proteksi perlindungan),
Early Diagnosis and Prompt Treatment (diagnosis diri dan pengobatan segera),
Disability Limitation (pembatasan kecacatan) dan
Rehabilitation (pemulihan kesehatan).
Antusias peserta membuat diskusi berjalan dengan lancar dan interaktif. Sebelum ditutup, para narasumber memberikan
closing statement yang tak kalah luar biasa dari materinya. Yunda berpesan: “
Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Kita tidak perlu menunggu lulus kuliah, hebat dulu, punya banyak uang dulu untuk bisa bermanfaat bagi sesame. Kita bisa mulai saat ini dari hal kecil, dari lingkungan terdekat kita.”
“
Semangat selalu untuk para pemuda, karena pemuda merupakan harta karun untuk pembangunan kedepannya. Semangat untuk melakukan kebaikan sekecil apapun. Karena dengan kita semangat menjadi sosok yang bermanfaat, yakinlah kebaikan itu akan mendatangkan kebaikan-kebaikan lainnya. Semangat untuk memberikan kebaikan terhadap sesama, harus semangat selalu untuk mengisi waktu-waktu kebaikannya, dengan sosial media, dengan sebaik-baiknya, dengan cara yang bermanfaat, mengedukasi info-info positif, melakukan aksi dan kegiatan yang baik” Pesan Glenzi.

Kuliah umum yang luar biasa bermanfaat ini selesai pada pukul 11.20 WIB yang ditutup dengan do’a dan sesi foto bersama.
Oleh: Annisa Hardiarti
Editor: Faatihatul Ghaybiyyah, M.Psi.