DELEGASI FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI HADIRI KONFERENSI INTERNASIONAL DI SAMARKAND UZBEKISTAN

Bertempat di Kota Samarkand, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah berkolaborasi dengan Institut Ilmu Al Qur'an (UIQ) dan Pusat Riset Imam Bukhari adakan konferensi internasional dengan tema "Imam Bukhari and Scholarship in the Muslim World 2025". Konferensi internasional yang diadakan pada tanggal 28-29 Oktober 2025 ini menampilkan para akademisi dan periset hadis dan Al-Qur'an dari Indonesia, yang pertama kalinya digelar oleh Indonesia di komplek Imam Bukhari, yaitu dari peneliti Pusat Penelitian Imam Bukhari dan akademisi dari Universitas Akademi Islam Internasional Uzbekistan, Institut Ilmu Al Qur'an, UIN Fatmawati Bengkulu, UIN Metro Bandar Lampung, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dua orang diantaranya adalah Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Yopi Kusmiati, M.Si dari Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Dr. Nafsiyah, SSW, MSS dari Prodi Kesejahteraan Sosial, yang ikut serta mempresentasikan hasil penelitian mereka. Kegiatan ini juga menandai semangat Sumpah Pemuda ke 97 tahun di lokasi bersejarah, dimana Indonesia turut berperan dalam sejarah penemuan makam Imam Bukhari atas dorongan Presiden Soekarno pada tahun 1956.
Pembukaan konferensi ini diawali dengan Pekan Budaya dan Kolaborasi Indonesia-Uzbekistan, yang dilakukan di International Islamic Academy Uzbekistan (IIAU), yang merupakan rangkaian dari kegiatan Konferensi Internasional. Hadir dalam pembukaan tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Uzbekistan, Prof. Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, Rektor Institut Ilmu Al Qur'an, Prof. Dr. Nadjematul Faizah, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Prof. Dr. Ismatu Ropi, sebagai penanggung jawab kegiatan konferensi, Rektor Akademi Islam Internasional Uzbekistan, Prof. Kamilov Muzaffar Muratovich, Direktur Pusat Penelitian Pengetahuan Internasional Imam Bukhori, Prof. Dr. Shovosil Ziyodov, Direktur Pusat Penelitian Pengetahuan Internasional Imam Maturidi, Dr. Komiljon Shermukhamedov, Deputi Chairman of the Muslim Board , Prof. Dr. Muhammadolim Muhammadsiddiqov, dan Wakil Gubernur Samarkand, Rustam Qobilov. Pekan Budaya ini dimeriahkan dengan penampilan tarian dan kesenian Uzbekistan dan Indonesia yang ditarikan oleh Mahasiswa Pusat Penelitian Pengetahuan Internasional, serta penampilan pencak silat, oleh mahasiswa Uzbekistan dan mahasiswa yang berasal dari Indonesia.
Dalam sambutannya, Prof Kamilov mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah besar dalam memperkuat persahabatan, solidaritas, dan kedekatan spiritual antara dua bangsa besar — dua tanah ilmu dan kebijaksanaan. Ia juga mengatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya bagi para ilmuwan dan mahasiswa, tetapi juga menjadi wadah saling pengertian dan persatuan bagi seluruh masyarakat kita. Atas nama Akademi Islam Internasional Uzbekistan menyambut hangat semua peserta konferensi. Pekan budaya ini merupakan jembatan spiritual yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan, mempererat persaudaraan dalam bidang ilmu pengetahuan, budaya, dan kemanusiaan", lanjutnya. Salah satu kesamaan paling indah yang mempersatukan bangsa Uzbekistan dan Indonesia adalah tradisi toleransi beragama dan cinta damai.
Prof. Ruhaini sebagai Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan, menyambut acara ini dengan senang dan bangga, karena dapat menyatukan budaya Indonesia dan Uzbekistan. Beliau juga berharap agar kegiatan ini dapat berlangsung setiap tahun, supaya akademisi Indonesia semakin banyak yang dapat mengikuti kegiatan konferensi ini, sedangkan Prof Ismatu Rofi mengatakan bahwa secara simbolik, kegiatan ini dapat menyambung kembali dua pusat besar pendidikan Islam- nusantara yang telah lama terbentuk, dan secara praktik, mengingatkan tanggung jawab kita bersama tentang kearifan islam abadi yang relevan untuk situasi global yang berubah dengan cepat.
Selain itu, para peserta konferensi juga sangat antusias mengikuti kegiatan konferensi ini, tidak hanya karena mereka dapat mempresentasikan hasil penelitian mereka di ajang internasional, tetapi juga dapat mengembangkan relasi dengan perguruan tinggi dan para akademisi di Uzbekistan, dan dapat langsung berziarah di makam Imam Bukhari, perawih hadith, yang hadithnya banyak dipakai ulama di Indonesia. Dr. Siti Napsiyah, MSW, berharap semoga Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat menyelenggarakan konferensi yang serupa di Uzbekistan atau negara lain yang sama-sama konsen dalam pengembangan keilmuan dakwah dan komunikasi yang dikemas dengan paket ziarah ke makam para Imam dan intelektual Muslim. (PYE)
